KUNINGAN – Rapat Koordinasi High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Kuningan kembali digelar, Selasa (26/11/2024). Agenda ini merupakan rapat rutin pemerintah daerah yang diselenggarakan sebagai upaya pengendalian inflasi, bertempat di Amanda Resto, Diva Convention Hall, Jl Dr. Ir. Soekarno, Winduherang, Kecamatan Cigugur.
HLM TPID ini diselenggarakan berkat sinergi bersama Bank Indonesia kantor perwakilan Cirebon sebagai mitra strategis pemerintah daerah dalam berbagai program, salah satunya pengendalian inflasi.
Pj Bupati Kuningan, Dr. Agus Toyib menyebutkan bahwa Kabupaten Kuningan termasuk sebagai kabupaten Non-IHK atau kabupaten yang tidak diukur laju inflasinya, namun menggunakan ukuran Indeks Perkembangan Harga (IPH) sebagai proxy indicator dalam mengukur tingkat laju inflasi.
“Meski begitu kita sama-sama memiliki tanggung jawab yang besar dalam memastikan harga bahan pangan agar tetap stabil dan terjangkau bagi masyarakat, mengingat peran Kabupaten Kuningan sebagai daerah produksi dalam menjaga ketahanan pangan di wilayah III Cirebon maupun Jawa Barat” Ungkap Agus Toyib.
Berdasarkan data BPS Kuningan, menunjukan IPH pada 2 bulan terakhir (September-Oktober) bahkan hingga minggu ke 3 November mengalami fluktuasi yang cukup dinamis.
“Jika pada bulan September, Kabupaten Kuningan mengalami penurunan, namun sejak periode Oktober hingga minggu ke 3 November, IPH Kabupaten Kuningan semakin naik, bahkan Kuningan pada Rakornas pengendalian inflasi kemarin disebutkan sebagai peringkat ke 8 dari 10 kabupaten yang mengalami kenaikan IPH tertinggi se-pulau jawa. Adapun beberapa komoditas andil perubahan harga dari oktober hingga minggu ke 3 November, yaitu cabai merah, daging ayam ras, bawang merah, cabai rawit, bawang putih, dan minyak goreng” Papar Agus.
Hal ini tentu harus menjadi bahan intropeksi bersama, Agus berharap agar pemangku kepentingan tidak boleh terlena dengan kemampuan daerah dalam memproduksi bahan pangan. Karena faktanya, terdapat beberapa permasalahan kenaikan harga pangan yang disebabkan berbagai faktor.
Lebih lanjut, Agus mewanti-wanti beberapa tantangan inflasi ke depan seperti libur Nataru, peningkatan curah hujan yang dikhawatirkan gagal panen dan tingginya mobilisasi masyarakat menjelang Nataru. Karenanya Agus Toyib berpesan agar terus melakukan pemantauan ketersediaan pasokan dan harga pangan pokok dan kolaborasi dengan daerah pemasok jika terjadi kekuangan bahan pangan.
“Terus lakukan operasi pasar murah dititik strategis yang berfokus pada komoditas yang mengalami fluktuasi tinggi, tingkatkan pemberdayaan UMKM dan terus edukasi masyarakat dalam memanfaatkan lahan pekarangan” Pinta Agus. (BagProkompim/SetdaKuningan)
0 Comments