KUNINGAN, - Kalayudha merupakan produksi latihan kedelapan teATeR SADO, naskah dan sutradara D. Ipung Kusmawi ini mengishakan perebutan tahta galuh Kuningan.
Penampilan drama Kalayudha ini melibatkan kurang lebih 100 orang terdiri dari kalangan masyarakat umum, pelajar SD, dan mahasiswa Universitas Kuningan. Pementasan ini sudah berlangsung sejak 9 September hingga 8 Oktober 2023.
Pementasan drama Kalayudha ini dilaksanakan setiap hari di Gedung Kesenian Raksawacana, Kabupaten Kuningan dan selalu dipenuhi hingga 300 penonton setiap harinya.
Selain pementasan drama Kalayudha juga, pengunjung disuguhkan dengan pameran seni rupa hasil karya para guru se-Kabupaten Kuningan.
Pemain Kalayudha, Tifani Kautsar mengatakan, kalayudha ini mengisahkan lakon sejarah Kuningan dimana perebutan tahta galuh, kaitannya dengan sejarah Kuningan.
"Pementasan ini bukan hanya sebagai hiburan semata untuk pelajar SMP - SMA sederajat ataupun umum. Akan tetapi penampilan kami ini lebih memperkenalkan kepada remaja untuk mencintai teater dan mengetahui sejarah Kuningan," ujar Tifani Kautsar, Selasa (3/10/2023).
Pesan dari naskah atau lakol kalayudha ini, lanjut Tifani, bahwa dalam kehidupan pasti ada konflik, setiap konflik pasti ada penyelesaian tergantung pada diri sendiri bahwa setiap kehidupan harus ditempuh.
"Selebihnya pesan yang kami sampaikan untuk pelajar lebih kepada menghargai setiap budaya dan menghargai sejarah daripada tanah kelahirannya sendiri," kata Tifani.
Diungkapkan Tifani, proses sampai pementasan itu 60 kali pertunjukan karena persiapan juga dari 4 bulan lalu, sebelum bulan Ramadhan juga sudah berproses sampai latihan hingga pertunjukan.
"Kurang lebih 100 orang yang kami libatkan dalam produksi kalayudha ini mulai dari aktor, penata musik, make up artis dan produksi yang terdiri dari Teater Sado, mahasiswa Uniku, dan anak-anak SD. Karena Teater Sado ini sebagai teater belajar artinya siapapun boleh ikut, disini ada juga orang yang tidak hanya dari intansi sekolah tetapi ada juga warga atau masyarakat umum," jelas Tifani.
Bahkan anak-anak TK dan SD yang belum memiliki pengalaman teater, Tifani menjelaskan, pihaknya juga memberikan pengenalan terhadap teater. Dalam pementasan ini, anak-anak diberikan tokoh sebagai anak atau warga.
Sementara itu, pelajar SMAN 2 Kuningan, Esa Januari Waluya Putri mengatakan, ia melihat penampilan anak-anak yang sangat bagus dan mereka bisa diatur. Pementasan ini sangat perfect sekali.
"Saya sarankan jedanya mungkin jangan terlalu lama biar penonton fokusnya tidak hilang, sehingga membuat penonton mulai banyak yang ngobrol saat pementasan masih berlangsung. Saking menghayatinya, jadi bingung pesan apa yang disampaikan lewat drama tersebut," ujar Esa Januari Waluya Putri.
(Reporter : Hilman Wijaya)
0 Comments