KUNINGAN,- Bupati Acep Purnama menghadiri Launching Kampung Toleransi. Sebanyak 6 Desa di antaranya Desa Manislor Kec. Jalaksana, Desa Citangtu Kec. Kuningan, Desa Cisantana Kec. Cigugur, Desa Cirukeum Kec. Garawangi, Desa Bangunjaya Kec. Subang dan Desa Tugumulya Kec. Darma ditetapkan sebagai kampung toleransi. Dimotori Kementerian Agama Kabupaten Kuningan, launching dilaksanakan terpusat di Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, Selasa (22/11/2022).
Selain Bupati Acep turut hadir pula Ketua PCNU Kabupaten Kuningan, Ketua FKUB Kabupaten Kuningan, Perwakilan Forkopimda, camat, tokoh agama serta tamu undangan lainnya.
Bupati Acep Purnama mengapresiasi atas peluncuran Kampung Toleransi di Kabupaten Kuningan, karena kerukunan beragama adalah modal dasar demi suksesnya sebuah pembangunan.
Kerukunan, kebersamaan dan toleransi adalah bukti wujud persatuan masyarakat Kabupaten Kuningan, dan saya harapkan 6 Desa yang di canangkan sebagai Kampung Toleransi bisa menjadi Role Model tentang pentingnya toleransi terhadap sesama.
Ia mengungkapkan, tujuan launching Kampung Toleransi sebagai Kampung Kerukunan agar terciptanya rasa aman nyaman untuk semua pihak.
“Agar kenyamanan dan keamanan tetap terjaga, silaturahminya harus terjalin dengan baik. Semoga Kampung Toleransi ini menjadi contoh bagi kampung lainya di Kuningan,” terangnya.
Pada kesempatan tersebut, Bupati Acep ini pun meyakini bahwa pribadi masyarakat Kuningan itu lembut dan cinta damai.
“Mari teruskan pelihara budaya leluhur kita agar Kuningan lebih baik, lebih maju dan sejahtera,” pesan Acep.
Kepala Kementerian Agama Kuningan H Ahmad Hardiman Romdoni, menjelaskan bahwa dalam rangka mengimplementasikan salah satu Program Prioritas Kementerian Agama Republik Indonesia, yaitu Tahun Toleransi. Kementerian Agama Kabupaten Kuningan bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan akan meresmikan Kampung Toleransi Kabupaten Kuningan.
Ahmad Hardiman Romdoni mengatakan, bahwa launching kampung toleransi ini wujud komitmen toleransi sosial dan beragama di Kabupaten Kuningan. Ini keseriusan toleransi umat beragama.
“Toleransi ini pilar penting. Bentuk kesiapan hidup bersama dengan orang berbeda. Toleransi bukan turun dari langit, maka harus dirawat bersama. Hidup rukun meski berbeda keyakinan,” tandas Romdoni
Ditegaskan, bahwa Kuningan dari dulu sudah lama damai, masyarakatnya hidup berdampingan meski berbeda agama dan keyakinan.
“Tapi dari 3 kecamatan, bukan berarti di luar 6 desa ini tidak damai. Kami hanya mengambil sampel untuk dilaunching dengan harapan toleransi antar umat beragama semakin kokoh.
“Kami berikhtiar Kuningan jadi pionir, kerukunan umat beragama,” tandas Romdoni
(www.kuningankab.go.id)
0 Comments