KUNINGAN- Kondisi ekonomi global saat ini masih dibayangi dengan ketidakpastian. Banyak faktor penyebab ketidakpastian tersebut di antaranya, di samping masih menghadapi pandemi Covid-19, ditambah pula dengan perang Rusia-Ukraina yang memberikan dampak sangat signifikan, terutama terganggunya kelancaran rantai pasok dunia.
“Ketidaklancaran rantai pasok dunia tersebut menyebabkan kenaikan harga beberapa komoditas bahan makanan dan BBM di Indonesia. Sebagai contoh, pada bulan Juni di Kabupaten Kuningan, terjadi kenaikan harga cabai rawit hingga 133 persen, dari semula Rp 30.000/kg menjadi Rp 70.000/kg, harga bawang merah naik sebesar 96 persen, Padahal, kenaikan bahan pangan tersebut tidak biasanya terjadi, kecuali menjelang hari raya dan hari-hari besar lainnya,” ujar Wakil Bupati Kuningan H. M Ridho Suganda, SH., M.Si, saat membuka kegiatan Capacity Building Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kab. Kuningan, di Ruang Rapat Linggajati, Setda Kabupaten Kuningan, Jumat (19/8/2022).
Kondisi tersebut, lanjut Wabup, diperparah lagi dengan merebaknya wabah Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) pada hewan ternak sapi dan kerbau di Kabupaten Kuningan yang terjadi mulai pada pertengahan Mei 2022. Kejadian PMK tersebut, sambungnya, menimbulkan kerugian ekonomi sangat besar. Kerugian paling dirasakan adalah penurunan produksi susu, daging, bahkan kematian ternak. Bahkan, tidak sedikit peternak yang menjual sapi hidup dengan harga jauh di bawah harga pasar.
“Dengan demikian, dengan kondisi penuh ketidakpastian saat ini, timbulah kekhawatiran terkait ketersediaan dan pasokan bahan pangan. Oleh karena itu, merupakan tuntutan kita untuk melakukan upaya inovasi dalam pemenuhan kebutuhan pangan sekaligus menjadi fokus utama dalam pengendalian inflasi dan sebagai upaya prirotas dalam percepatan pemulihan ekonomi saat pandemi ini,” tutur Wabup.
Menurutnya, salah satu inovasi dalam pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan adanya intervensi teknologi, baik digital maupun non-digital pada sektor hulu hingga hilir untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas pangan, sehingga dapat tercipta sistem pangan berkelanjutan.
“Namun, inovasi pemenuhan bahan pangan tersebut tidak akan berjalan tanpa didukung dengan sistem pembangunan sarana dan prasarana yang terencana dengan baik,” ucapnya.
Untuk mewujudkan inovasi tersebut, Wabup mengajak seluruh stakeholder di Kabupaten Kuningan untuk berupaya merancang pembangunan yang terintegrasi, multifungsi dan berkelanjutan, yang meliputi, sarana dan prasarana produksi pertanian berbasis teknologi, sarana dan prasarana olahan hasil pertanian berbasis teknologi, infrastruktur jalan yang proporsional sebagai prasarana transportasi yang menunjang kelancaran distribusi hasil-hasil produksi, dan sistem informasi atau teknologi informasi produksi dan perdagangan hasil-hasil pertanian yang terintegrasi.
“Saya ingin, adanya terobosan yang memperkuat program-program unggulan yang telah kita lakukan dan menambah nilai daya saing, serta tentunya bermanfaat bagi masyarakat, khususnya dalam upaya pemenuhan ketersediaan dan pasokan bahan pangan di Kabupaten Kuningan,” tandasnya.
Hadir pada kegiatan tersebut, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kab. Kuningan Dr. Ukas Suharfaputra, MP., para Kepala SKPD Anggota TPID Kab. Kuningan, Kabag Ekonomi Setda Kab. Kuningan Aris Susandi, ST., M.Si, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Cirebon, Pimpinan Cabang BJB Kuningan, serta Nara Sumber dari Agrowisata Eptilu Garut.
(www.kuningankab.go.id)
0 Comments