Recent Tube

Mendengarkan Megaswara 89.8 Fm

Gerebeg Vaksinasi Amburadul, Warga: Bukan Vaksinasi Tapi Covidisasi

For mania mega:



KUNINGAN - Pelaksanaan Program Gerebeg Desa Vaksinasi Covid-19 Kabupaten Kuningan sudah sampai di jilid ke-3, dengan bertempat di Balai Desa Sangkanurip, Selasa (31/08/2021).

Namun sayang dipelaksanan kali ini sistem vaksinasi nampak amburadul, tidak jelas. Warga yang hendak vaksin membeludak berkerumun, sementara panitia juga nampak kebingungan menghadapi antusiasme warga yang luar biasa.

Ketidakjelasan sistem vaksinasi kali ini juga timbul karena ditengah-tengah pelaksanaan, pendaftaran tiba-tiba ditutup, dengan alasan dari 500 jatah vaksin 100 vaksin untuk warga di luar Desa Sangkanurip telah habis.

"Padahal kalau memang ada pembagian seperti itu, coba dijelaskan juga di pamfletnya" terang Dodi salah satu warga dari luar Desa Sangkanurip.

Diketahui dari informasi pamflet yang tersebar memang jatah vaksin untuk vaksinasi di Desa Sangkanurip ini ada 500 dosis dengan vaksin Sinovac, tanpa keterangan pembagian.

Sementara itu saat pelaksanaan baru dijelaskan dari jatah 500 vaksin 400 vaksin diprioritaskan untuk warga desa sangkanurip, sedangkan 100 vaksin sisanya untuk warga umum/dari luar desa.

Selain soal pembagian prioritas vaksin, sistem pelaksanaan vaksinasi kali ini juga banyak dikeluhkan warga. Sebab dari proses pendaftaran yang dilakukan di hari-H ini malah akhirnya menimbulkan kerumunan warga.

"Sebenarnya program gerebeg vaksin ini sudah bagus, tapi pelaksanaannya itu lho. Mbok ya diperhatikan dulu antusiasme warga kira-kira seperti apa, bakal berjubel atau tidak." ungkap Yudi salah satu peserta vaksinasi.

Yudi pun berpendapat jika dari awal jumlah dosis vaksin sudah dibagi (ada prioritasnya) kenapa kupon/tiketnya tidak di bagian terlebih dahulu jauh-jauh hari, untuk meminimalisir kerumunan.

"Padahal kalau memang warga desa sangkanurip sudah diprioritaskan, ya dari 400 itu tiket vaksinasinya sebelum pelaksanaan coba sebarkan dulu ke warga-warga." terang Yudi.

Soal teknis imbuh Yudi bisa disebarkan ke kadus dulu baru ke warga dsb, jangan dibagikan pas hari H.

"Jadinya kan begini, sama saja bohong malah menimbulkan kerumunan baru. Bukan vaksinasi ini namanya tapi covidisasi" ungkapnya.

Dan jika sistemnya dibagikan sebelum hari H, malah akan bagus karena nanti yang antri pas hari H tinggal yang umum saja (warga dari luar desa).

"Kasihan banyak yang ngantri dari pagi juga, khususnya yang dari luar desa jauh-jauh ke sangkanurip, tapi akhirnya tidak kebagian vaksin, malah kebagian berkerumunnya saja". pungkasnya (Die)

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments

close
close
close