MEGASWARA - Berikut ini merupakan beberapa kisah Mania Megaswara dalam program 'Jalaksana' (Jajaran Lagu Bikin Enak Suasana). Program sharing soal cinta dan kenangan, edisi Sabtu 12 Juni 2021.
Program 'Jalaksana' on air setiap hari Sabtu, pukul 18.00 - 21.00 WIB di radio Megaswara Kuningan 89.8 FM.
Korban Perceraian merupakan 1 kisah Mania Megaswara yang berhasil terpilih dalam edisi kali ini. Berikut kisahnya.
Info: 1) Setiap kisah yang berhasil dimuat di Portal Berita Megaswara telah mengalami perbaikan dari tata bahasa (konten tetap). 2) Kisah yang berhasil dimuat di Portal Berita Megaswara tidak disertai identitas pengirim (identitas pengirim dijamin kerahasiaannya).
1. Korban Perceraian
Saat bapakku menikah dengan mamahku' dia duda beranak dua yg bernama sebut saja doni dan mira (nama samaran) sedangkan mamah seorang gadis'.
bapak berprofesi sbgai buruh bangunan' sedangkan mamah pekerja seni (penari jaipong / mapag panganten) kebetulan keluarga mamah ada turunan seni dari kake, mamah adalah anak ke 5 dari 10 bersaudara'.
Singkat cerita selama menjalani pernikahan mamah kurang bahagia' kata sodara2ku semasa mamah mengandungku' bapak jarang pulang' mungkin saja bapak tidak memberi nafkah sama mamah'.
Bisa dibayangkan mengandung saja sudah terasa berat' rasa mual' mudah lelah' ngidam yg mungkin tidak terpenuhi' badan pegal2 ditambah suami yg seharusnya mendampingi tidak ada disisi' kata bibi2ku'.
Pamankulah yg bernama roni (nama samaran) yg memenuhi ngidamnya mamah, bahkan ketika aku lahir yg mengadzaniku adalah paman roni' karena bapak bahkan tidak ada saat mamah berjuang melahirkanku'.
Bebrapa tahun berlalu' disaat usiaku 4 tahun mamah dan bapak bercerai' aku sering dititipkan pada salah satu bibiku dari bapak' yg kebetulan bibiku itu ingin memiliki anak lagi' dan aku serumah dengan kaka tiriku yg bernama doni yg sama2 dirawat oleh bibi'entah bagaimana fikiran bapak anak2nya dirawat oleh bibi' apa tidak ada rasa tanggung jawab?
Menjelang usia 7 taun aku disekolahkan oleh bibi'masuk SD dri sinilah mulai muncul rasa2 benci pada bapak dan kakak2 tiriku' kenapa? Bapak orangnya cuek' seperti bodo amat' dan kaka tiriku orangnya galak' omongan nya nyakitin hati'.
Doni saat itu usia remaja yg mgkn sdh tau minum2an' sdngkan aku anak kecil yg melawan pun masih takut' suatu malam aki tidur ditengah rumah karena nnton tv'
Doni pulang dengan keadaan mabuk' entah apa yg ada difikirannya' aku yg tertidur sambil selimut menutup kepalaku'dia menendang bagian wajahku' bbrapa kali dia menendang'hingga aku terbangun karena terasa ada yang menetes dari hidungku' ternyata darah keluar dri hidungku'
Pernah dia melempar kursi kayu ke badanku' menendangku ketika aku belajar sambil duduk' bukan hanya itu' kata2nya pun yg seolah2 mengusirku dari situ'sungguh menyakitkan hati bagi anak SD yg jauh dari mamahnya' dan tidak dirawat bapaknya'
Luka itu masih terasa sampai sekarang, belum lah luka itu membaik' mamah orang yang aku harapkan ada disisiku harus pergi untuk selama2nya karena penyakit paru2 basahnya saat aku kelas 6 SD
Aku mengantarkannya ke tmpt peristirahatan terakhirnya' aku tidak menangis dikala itu' aku bingung' aku hanya melihat malah sdara2 yg lainlah yg menangis'kenapa aku anaknya tidak menangis?
Apakah hatiku sudah tidak bisa merasakan kesakitan?hingga akhirnya ketika naik kelas 2 SMP' aku pindah lagi' dirawat oleh nene dari mamah' dan yg membiayai sekolahku adalah pamanku'
Kehidupanku stlh pindah lumayan membaik' pamanku sangat menyayangiku' tetapi ada saja mulut2 yg membicarakanku' yg mgkn tidak menginginkan aku berada disitu'
Namun aku bingung harus pergi kemana' gak ada tujuan' aku tumbuh menjadi anak yg pemarah' pembenci' pendendam' pemalas' aku tidak tau apakah itu salahku?
Stlh lulus SMA dihari aku menerima surat kelulusan aku lgsg pergi dari sana untuk mencari kerja' tak pernah terfikirkan untuk kembali kesana karena menganggur' bekerja kesana kesini hingga bertahun2' pengalaman diluar lah yg memberiku pelajaran'
Apa akibatnya jika melanggar peraturan, melanggar norma, bagaimana cara berteman, berpacaran, dikhianati' ditipu' disitulah aku baru tau' bahwa hidup tidaklah mudah' hingga akhirnya aku memilih jalan untuk mencoba menjadi pribadi yg lebih baik'
Mencoba melupakan rasa sakit yg dulu dialami' memaafkan org2 yg dulu menyakiti' membantu org2 yg mgkn dulu tidak menganggap aku ada'
Jika orangtuaku bertanggung jawab' mgkn aku tdk akan seperti itu dulu, ada kalimat yg pernah aku baca' kita tidak bisa memilih untuk terlahir dari orang tua yg seperti apa'tapi kita bisa memilih untuk menjadi orangtua yg seperti apa. (Jalaksana)
0 Comments