Recent Tube

Mendengarkan Megaswara 89.8 Fm

[Cerpen] Cerita Panjang di Waktu yang Singkat

For mania mega:


Aku berharap suatu saat nanti masih ada waktu, saling sapa dan bicara seperti yang telah aku rasakan tadi.

Di siang hari cuaca begitu mendung, angin bertiup kencang seperti membawa kenangan yang telah berlalu, dingin dan hanya untuk dikenang. Langit sebentar lagi akan menangis, laju roda dua pun terus kuputar di jalan, menembus jarak tujuan yang masih tak terkira ujungnya.

Kecepatan roda, kutambah demi menghindari tetesan hujan dan angin yang mulai mengencang.

Aku takut, khawatir, karena hujan-angin yang ku rasakan ini begitu dingin menembus tulang rusukku. Kecepatan roda pun terus kutambah, semakin kencang, semakin kencang, seakan tubuh dan motor ini pun mulai terbawa angin.

Aku merasa semakin takut dan cemburu, ingin rasanya segera sampai ke tempat tujuanku. Dan akhirnya di tengah perjalanan semuanya mereda, perlahan angin mulai melembut dan matahari kembali memperlihatkan kehangatannya.

Tidak ada yang tidak mungkin, karena setelah hujan reda ada sedikit keindahan warna langit yang cantik dan indah yang tidak pernah bisa dilupakan.

Aku terus melanjutkan perjalanan, sampai di persimpangan jalan aku bertemu 'dia', seorang pria yang pernah sangat ku kagumi sejak SMP. Melihat aku berhenti di persimpangan jalan itu ia pun menghampiriku, membawa buku, dan menarikku sejenak kembali mengenang memori masa lalu.

Kami berdua bicara tentang kegiatan reuni SMP Angkatan 2013. Di temani seberkas mentari yang mulai menghangat dan sentuhan angin yang lembut, aku makin yakin memulai satu rencana yang akan dilaksanakan nanti agar berjalan lancar.

Aku sempat berpikir 'kenapa aku sangat bersemangat saat ini?' Entahlah... Padahal aku hanya ingin mengupas moment berharga bersama sahabat alumni SMP-ku ini. Aku ingin memanfaatkan waktu ini sebaik-baiknya.

Pukul 16.00 kami berdua berpindah ke warung tak jauh dari persimpangan, milik kepala sekolah. Sampai akhirnya aku lupa rasanya pulang. Tiba-tiba handphone ku berdering suara notifikasi masuk, dari ibuku, ia menyuruhku untuk segera pulang.

Aku yang merasa bersalah kepada Ibu karena telat pulang, akhirnya langsung berpamitan kepada Kepala Sekolah dan temanku yang masih di warung, sebenarnya aku masih ingin berkumpul bersama mereka untuk saling berbagi pengalaman di masa kuliah sekarang.

Akan tetapi senja telah muncul dan harus memisahkan kami bertiga untuk segara meninggalkan warung tersebut. Sesudah berpamitan aku pun langsung ke tempat parkir motor, tiba-tiba kepala sekolah menghampiriku dan memberikanku sebuah bingkisan yang isinya entah apa.

Dan aku pun merasa sangat senang hari itu karena semua yang terjadi tidak direncanakan tetapi sangat memberikan kesan mendalam dalam hidupku. Rasanya aku amat senang sekaligus sedih sebab cerita yang masih panjang yang ingin aku ceritakan ini mesti terputus di waktu yang singkat.

Aku berharap suatu saat nanti masih ada waktu, saling sapa dan bicara seperti yang telah aku rasakan tadi. Aku tidak akan melupakan pertemuan pada hari itu karena bagiku itu seperti angin berembus membawa daun terbang nan jauh.

Dalam hati aku terus berharap semoga masih ada celah untuk kami sekadar bertemu meskipun tak tahu kapan waktu itu akan terulang kembali.

________

Penulis : Puja Khoirunnisa H.K (akademisi dan praktisi sastra di Brebes)

Editor : Dede


Baca Juga

Post a Comment

0 Comments

close
close
close