Recent Tube

Mendengarkan Megaswara 89.8 Fm

Mengenal Komunitas Gambreng, Komunitas Rupa di Timur Kuningan, Gerakan serta Kegelisahannya

For mania mega:


KUNINGAN - Komunitas 'Gambreng' (Gambar Bareng) adalah satu Komunitas seni rupa yang ada di Kabupaten Kuningan. Berlokasi di ujung timur kabupaten, di Desa Jatimulya, Kecamatan Cidahu, Kuningan.

Secara resmi awal pergerakan Komunitas Gambreng sendiri dimulai pada tahun 2016, diawali dengan adanya pameran seni rupa, dan workshop Gambar Bareng. Sebagaimana yang disampaikan Ananta Rizky Pramudya (Kang Ghenzoy), Rabu (4/11/2020) dalam program BADAMI (Bersama Desa Membangun Indonesia) Megaswara Kuningan 89.8 FM.

"Siapa pun boleh menggambar bareng, apa pun hasil gambarnya, ayo kita berkarya bareng, dan ternyata mereka juga butuh ruang. Saya yang kebetulan punya galeri akhirnya membentuk komunitas ini" ujar Kang Ghenzoy yang juga owner dari GARP (Gallery Artshop) di Desa Jatimulya.

Menurutnya untuk menjaga geliat berkesenian, Komunitas Gambreng pun setiap pekannya, rutin di hari Minggu membukalapak, di Bukit Ajimut utamanya, kadang juga di alun-alun Ciledug, atau juga di luar kota.

Bahkan diawal kehadirannya Komunitas Seni di pelosok Kuningan ini juga sempat mendapat apresiasi secara internasional dan mendapat tawaran untuk presentasi karya di salah satu negara di Eropa.

"Di usianya yang baru 2 bulan, Gambreng sempat ditawari presentasi di Spanyol, dan ini menjadi motivasi tersendiri bagi kami." ungkapnya.

Sebagai komunitas yang juga bersinggungan dengan isu sosial, Komunitas Gambreng punya dasar gerakan awal menyelamatkan mereka yang putus atau tidak sekolah. 

Dan membuktikan bahwa Komunitas Gambreng bukan hanya komunitas yang bergerak di lingkup kreatifitas saja, melainkan juga di gerakan moral.

Tidak terkecuali dalam aksi kemanusiaan, pada bencana alam misalnya, Komunitas Gambreng ujar Kang Ghenzoy pernah membuat pameran 'Seni Rupa Peduli' dimana karya-karya tersebut dilelangkan, kemudian uangnya disumbangkan.

"Atau juga secara langsung seperti memberi trauma healing, kita mengumpulkan anak-anak yang terkena musibah, untuk bagaimana caranya menggambar, diajak bernyanyi, supaya mereka tidak terlalu larut dalam trauma bencana." jelasnya.

Banyak gerakan positif lahir dari Komunitas Gambreng ini. Tidak hanya kreatifitas namun juga moral dan aksi sosial.

Walau demikian, Komunitas Gambreng pun selalu dihadapkan pada problematika klasik di dunia seni pada umumnya, yakni kurang dan minimnya ruang apresiasi dari pemerintah dan juga masyarakat.

Dalam lingkup kecil, Desa misalnya, Kang Ghenzoy sempat menyoroti isu dimana kadang dirinya sering diikut sertakan dalam berbagai diskusi namun tidak diberi 'panggung' yang cukup untuk menyampaikan keresahan, dan kegelisahannya.

"Kalau berbicara hal itu, seharusnya pemerintah itu bisa tegas, berapa persen pemerintahan desa menganggarkan untuk kesenian, karena saya juga sempat ngomong desa itu harus tahu kapan desa itu berdiri, misal. Saya itu ingin ada 'milangkala' desa, jangan kalah atuh sama desa-desa lain. Jangankan untuk merayakan, untuk melirik teman-temen yang berkesenian pun tidak." ungkapnya.

Diluar segala problematika yang meyelimuti dunia seni tersebut, perupa bernama lengkap Ananta Rizky Pramudya itu pun berharap agar anggota Gambreng dapat senantiasa terus berkarya, dan harapan bagi masyarakat agar bisa mengapresiasi/dukungan mereka yang menggeluti kesenian.

"Dukungan, dimana kami melakukan pergerakan mereka juga turut mendukung." ujarnya.

Kemudian lanjut Kang Ghenzoy untuk pemerintah, harapannya agar dalam mewujudkan rasa pedulinya itu tidak hanya lewat bicara saja, namun juga tunjukan secara real, dan nyata.

(Dede)


Baca Juga

Post a Comment

0 Comments

close