Satu tarikan napas dari hidung yang langsung dikeluarkan dari mulut membuatnya terbelalak, seolah ini pertama kalinya ia bernapas. Setelah beberapa hari ia begitu cemas akan kehadiran sesuatu pada dirinya.
Pertama, ruam di wajahnya begitu cepat muncul, namun ia biarkan karena pikirnya itu hanya alergi biasa, namun setelah beberapa hari ternyata ruam diwajahnya begitu semakin jahat, terkena sinar matahari pun ruam diwajah semakin parah , tambah lagi di lengan, kulit tangan. Ia sempat berpikir kedatangan apa tubuhnya hingga seperti ini, aktivitas sehari hari yang ia kerjakan kini semakin cepat lelah, belum lagi nyeri sendi yang sering ia rasakan pada bagian sendi.
Hari semakin cepat berlalu, jam menunjukan pukul 8 matahari pun masih senang bermain dengan awan. Hari ini adalah hari ulang tahunnya yang ke 20, dan hari ini orang tua Daniel akan membawanya ke Rumah Sakit untuk diperiksa, karena kondisinya yang semakin melemah.
Dan ketika diperiksa, dokter mendiagnosa penyakit Daniel yaitu Lupus. Ya lupus adalah penyakit peradangan (inflamasi) kronis yang disebabkan oleh sistem imun atau kekebalan tubuh yang menyerang sel, jaringan, dan organ tubuh sendiri. Lupus bisa menyerang berbagai bagian dari organ tubuh, seperti kulit, sendi, sel darah, ginjal, paru-paru, jantung, otak, dan sumsum tulang belakang.
Hari ke-20 tepat hari ulang tahunya, berharap ia akan mendapatkan kado istimewa namun sebaliknya yang ia dapatkan adalah tamu tak diundang yang sekarang ada dalam tubuhnya. Harapan akan mimpi adalah pelarian dari kesengsaraan yang dialami di dunia nyata.
Berharap suatu hal yang buruk hanya sekadar mimpi dan halusinasi, saat itulah Daniel merasa terpuruk akan penyakitnya yang terbilang langka, namun keterpurukannya tak ia tampangkan di hadapan teman-temannya maupun kekasihnya.
Saat ia berkata jujur pada kekasihnya yang bernama Elsa dan sudah menemaninya selama 3 tahun, Elsa terkejut atas apa yang Daniel derita saat ini, namun Elsa tak meunjukkan kesedihannya, ia sangat tegar dan selalu menguatkan Daniel.
“tak usah khawatir dengan penyakitmu sekarang, kita akan melaluinya bersama , kau takkan pupus oleh lupus".
Daniel hanya menjawab dengan senyuman haru.
Tiga bulan lamanya lupus bertamu ditubuh Daniel, badannya yang kekar itu berubah menjadi kuker (kurus kering).
“ternyata lupus menyukai tubuhku yang kekar , ia menghabisi tubuhku yang kekar ini” ujarnya terhadap Elsa,
Elsa pun menjawab dengan senyuman lebar , dan berkata
“tak masalah, aku bahkan lebih menyukaimu seperti ini” sambil mengusap bahunya. Lagi-lagi Daniel tak bisa berkata apa-apa selain tersenyum haru.
Hari ini mereka berencana untuk mengobati Daniel dengan cara refleksi selama seminngu sekali, kini Daniel harus berobat refleksi dan cek up dokter.
Menurutnya pengobatan refleksi sangatlah kejam hingga membuatnya kesakitan dan harus berteriak beberapa kali. Hari pertama refleksi ini membuat Daniel cengeng ia harus mengeluarkan air mata karena tak tahan dengan rasa sakit yang ia rasakan. Dan esoknya ia harus bertemu dengan dokter untuk cek up.
Hingga minggu ke 3 ia refleksi, semakin malas untuk pengobatan refleksi karena tak tahan menahan rasa sakit , namun apalah daya , jika ia tak melakukan pengobatan refleksi tubuhnya akan kaku dan langsung demam, begitu pun dengan meninggalkan resep dokter khawatir lupus itu akan semakin menyukai organ tubuh Daniel.
Kini tubuh Daniel semakin melemah, jika bertemu dengan sinar matahari ia akan demam, sedikit cape langsung demam, salah makan langsung panas, kedinginan pun tubuhnya akan panas, begitu juga asap rokok membuat suhu tubuhnya akan semakin panas.
Pelarian itu pun tidak sekedar harapan, terkadang diusahakan untuk menjadi sebuah kenyataan. Walaupun memang tahu hal tersebut adalah hal yang nyata dan tidak bisa dihapus. Berbulan bulan ia bertahan dengan pengobatan refleksi namun lupus itu semakin menyukai tubunya.
Kali ini lupus sangat menyukai akar rambut Daniel, lupus memakan akar rambut sedikit demi sedikit sampai habis, dan rambut Daniel pun sedikit demi sedikit mulai berjatuhan, ia semakin tak percaya akan ada kesembuhan di dalam dirinya.
Melihat kejadian itu hati Elsa semakin rapuh, namun tegar, ia selalu berkata bahwa lupus lah yang akan pupus, bukan kau yang akan pupus karena lupus, ia setia menemani Daniel. Dengan keadaan rambut Daniel yang sudah mulai habis, Daniel berpikir tidak ada gunanya lagi pengobatan refleksi dan obat, ia hanya tinggal menunggu azal menjemputnya. Namun Elsa tak setuju dengan pemikiran Daniel, ia terus memotivasi Daniel untuk melawan lupus.
“sudah ku bilang kau takkan kalah oleh lupus, dokter boleh menghitung umur mu, lupus boleh menyukai tubuh mu , lupus boleh mematahkan rambutmu sedikit demi sedikit, tapi Tuhan belum berkata apa pun tentang hidupmu kedepannya, esok, lusa atau pun tahun-tahun yang akan datang. Kau tak boleh berprasangka buruk pada Tuhanmu yang belum berkata apapun tentang hidupmu. Kau akan sembuh Daniel percayalah, yakinlah kau akan sembuh, aku ada untukmu, ingatlah janjimu padaku, ingatlah ibu dan ayahmu yang ingin melihatmu sembuh”.
Kata- kata Elsa rupanya membangkitkan semangat Daniel untuk sembuh, ia tak pernah putus asa dalam berobat , rutin merefleksi , rutin cek up, dengan semangatnya ia lalui pengobatan tanpa rasa beban, pikirannya ia habiskan untuk memikirkan sembuh, tak lupa selalu berdoa dan berusaha untuk kesembuhannya.
Kini kondisi Daniel semakin membaik dan sedikit demi sedikit tubuhnya yang kuker menjadi berisi kembali namun tak sesempurna dulu. Dua tahun sudah Daniel melawan penyakit lupusnya dan berakhir menyenangkan karena motivasi kekasihnya yang menurutnya sangat memotivasi untuk bangkit kembali, kesetiannya yang membuatnya semakin ingin sembuh dan membuktikan janjinya pada Elsa untuk menikahinya, pengorbanan ibu dan ayahnya yang ia ingin ganti dengan membahagiakan mereka kelak.
Kini Daniel berhasil melawan lupus, dan terbukti lupus akan pupus oleh semangatnya untuk sembuh. Saat Daniel sudah bisa beraktivitas kembali seperti biasanya, ia melanjutkan lagi kuliahnya yang sempat tertunda. Setelah lulus tanpa berpikir panjang Daniel langsung menikahi Elsa yang selama bertahun-tahun menemaninya, mereka berjanji akan saling setia dalam naungan cinta illahi, dan ia pun hidup berbahagia dengan istri dan anak-anaknya.
Banyak saudara-saudara kita yang mengalami nasib seperti Daniel yang mempunyai penyakit langka yang nyaris membunuhnya, namun yakinlah semangat untuk sembuh, yakinkan kepada Tuhan serahkan pada-Nya, semua akan ada jalan yang terbaik. Jangan biarkan kau pupus hanya karena lupus, lupuslah yang harus pupus karena semangatmu.
_______
Penulis : Erlyan Fitri Utami (akademisi, seniman, penggiat budaya sunda)
Editor : Dede
0 Comments