KUNINGAN - Kasus Ketua DPRD Kuningan, Nuzul Rachdy yang menyebut santri Pontren Husnul 'pembawa limbah' belum juga mendapat titik terang.
Menyikapi hal tersebut ratusan mahasiswa Kuningan turun aksi melabrak kantor DPRD Kuningan, Jumat (9/10/2020) pagi.
Diketahui ratusan Mahasiswa tersebut merupakan bagian dari IMM, KAMMI, BEM STIS HK, BEM STKIP Muhammadiyah, BEM STIKES Muhammadiyah, menuntut Ketua DPRD untuk mengundurkan diri.
Dalam aksi tersebut anggota Dewan yang turun untuk melakukan dialog bersama mahasiswa adalah Wakil Ketua DPRD Kuningan, H. Dede Ismail, Ketua BK DPRD Kuningan, dr. Toto Taufikurohaman beserta beberapa anggota BK.
Setelah mengetahui tuntutan yang diajukan oleh mahasiswa Ketua BK, dr. Toto menyebutkan bahwa dirinya siap mengusut kasus yang menjerat Ketua DPRD Kuningan.
"BK siap bekerja, doakan kami, siap tuntutan ini kami jalankan. Walau pun Pak Nuzul adalah sodara kami di Dewan, kita berdoa, resiko apapun, BK siap melaksanakan tuntutannya" ujarnya.
Ketika ditanya jika tidak berhasil mengusut kasus ketua DPRD, apakah dirinya akan mundur, ia sempat menyebutkan 'saya tidak akan janji'.
Namun setelah didesak, ia akhirnya menyebutkan dengan tegas siap akan turun dari Ketua BK DPRD Kuningan.
"Saya tidak akan janji, tapi kalau ini tidak sesuai dengan tuntutan, saya ketua BK, turun dari Ketua BK" ungkapnya.
Mendengar pernyataan itu mahasiswa bersorak, dan melanjutkan pernyataan bahwa BK oleh mahasiswa diberikan waktu untuk mengusut kasus sampai dengan tanggal 22 Oktober 2020.
Dan jika kasus tersebut tidak kunjung final, mahasiswa pun berjanji akan melakukan unjuk rasa kembali di hari Santri Nasional tersebut.
Dengan pengerahan masa yanga akan lebih banyak dari aksi sekarang.
(Dede)
0 Comments