Recent Tube

Mendengarkan Megaswara 89.8 Fm

Dari Pelet Sampai Tips Membuat Karinding, Badami Bersama Mandara Wulung Cileuya

For mania mega:


KUNINGAN - Karinding merupakan alat musik tradisional yang terbuat dari potongan bambu, dan salah satu alat musik khas di tatar Sunda. 

Sebagai alat musik klasik, karinding juga tidak luput dari mitos-mitos, misalnya saja seperti mitos 'alat musik pembawa pengaruh pelet'. Menarik.

Hal ini pun disampaikan Kang Ruyung, anggota dari Komunitas Mandara Wulung Desa Cileuya, Kecamatan Cimahi, Kuningan di sela-sela ceritanya di program BADAMI Megaswara Kuningan 89.8 FM, Rabu (14/10/2020) lalu. 

"Dari dulu juga memang sejarahnya seperti itu, untuk pemuda yang suka pegang (memainkan) karinding, biasanya itu suka jadi pelet" ujar Kang Ruyung sambil terkekeh. 

Sebagai Komunitas yang punya konsen terhadap pelestarian alat musik tradisional, Komunitas Mandara Wulung ini selalu terbuka bagi siapa saja yang hendak belajar atau pun turut serta dalam perjuangan yang sama.

Dalam kesempatan tersebut, anggota Komunitas Mandara Wulung yang lain, Kang Aris juga memberikan tips-tips bagi siapa pun yang hendak membuat karinding.


Menurutnya bambu atau awi yang digunakan sebagai alat musik tradisional ini bisa dari jenis bambu surat atau bitung, dan dalam penebangannya saat siang hari, saat matahari sudah ada di atas, sekitar jam 10 keatas.

"Alasannya, karena ketika matahari sudah panas, air bambu itu sudah turun ke bawah, nah itu yang bikin awet bambu sebetulnya." ujar Kang Aris.

Setelah bambu ditebang, lanjutnya, bambu usahakan jangan dibaringkan, biarkan saja berdiri sampai kering, sampai daun-daunnya jatuh. 

"Jadi posisi air bambu itu tidak sebelah, kalau bambu yang sudah ditebang itu dibaringkan, atasnya kering bawahnya basah. Kalau untuk alat musik mesti total turun semua air bambunya." jelasnya.

"Kurang lebih seminggu berdiri, jika daun-daunnya sudah jatuh, barulah kita proses untuk pembuatan. Kita pilah untuk alat musik khususnya karinding kita ambil yang bawah itu antara 5 sampai 4 ruas itu dibuang, karena biasanya itu terlalu tebal/terlalu tua." imbuhnya.

Karena proses yang cukup panjang, dan keunikan nada yang dihasilkannya, karinding sejak zaman dahulu memang sebagai identik sebagai alat musik pemikat wanita. Bahkan, entah mitos itu benar atau tidak, Kang Aris menyebutkan bahwa keunikan pada karinding ini pun terjadi di komunitasnya sendiri.

"Ini kisah nyata dari Mandara Wulung beberapa anggota justru menemukan jodonya di sini, banyak, bukan cuma satu." pungkas Kang Aris, sambil menyebutkan beberapa contohnya. 

(Dede)


Baca Juga

Post a Comment

0 Comments

close