Megaswara Kuningan - Forum Ciremai mengkritisi statement Ketua DPRD Kuningan dalam rapat paripurna istimewa dalam rangka hari jadi Kuningan ke 522 terkait evaluasi BTNBC (Balai Taman Nasional Gunung Ciremai).
Dedi Arianto Plt. sekertaris Forum Ciremai mengatakan masalah kerusakan hutan yang diungkapkan berdasar hasil kajian mahasiswa UGM itu datanya sudah tidak up to date karena itu data tahun 2010 harusnya data yang dijadikan referensi adalah data termukhtahir,karena kondisi di lapangan saat ini sudah sangat berbeda dengan 10 tahun yang lalu.
Menanggapi kondisi wilayah bukit Lambosir dan Bukit Seribu Bintang (BSB) memang kondisi 10 tahu yang lalu merupakan lahan kritis dan langganan kebakaran hutan setiap tahunnya,karena lahan tersebut di dominasi oleh tumbuhan ilalang , namun 5 tahun terakhir khususnya di wilayah Lambosir terjadi perubahan yang signifikan dimana sudah banyak tumbuh pohon.
Manfaat BTNGC jangan di lihat dari manfaat ekonomi saja tapi harus dilihat dari manfaat ekologis dan sosial sesuai dengan tujuan kawasan konservasai yaitu :
1. Perlindungaan sistem penyangga kehidupan (air, oksigen, dll)
2. Pengawetan plasma nutfah/sumber genetik.
3. Pemanfaatan secara lestari untuk menunjang budidaya, pendidikan, dan rekreasi.
Saat ini BTNGC sudah bermitra dengan dengan 64 ODTWA (Objek Daya Tarik Wisata Alam) yang hampir semua di kelola oleh masyarakat,hanya 7 ODTWA yang dikelola PDAU (Perusahaan Daerah Aneka Usaha) kab Kuningan dan sekarang sudah keluar persetujuan prinsip IUPSWA (Ijin Usaha Penyedia Sarana Wisata Alam) nya.
Jadi keberadaan BTNGC telah banyak memberi manfaat ekonomi walaupun belum signifikan tapi dalam ranah usaha wisata dan air BTNGC sudah memberikan banyak manfaat ekonomi.
(Tim Megaswara)
0 Comments