Megaswara Kuningan - Berbicara perihal pemuda memang tidak akan pernah ada habisnya. Sebagai generasi penerus, pemuda menjadi sentral cerminan akan suatu bangsa di masa yang akan datang.
Memang banyak sekali tantangan yang harus dihadapi generasi muda dewasa ini. Mulai revolusi industri 4.0 yang mengharuskan dilangsungkannya adaptasi terhadap perkembangan teknologi otomatisasi, sampai dengan perubahan tak terencana seperti bencana pandemi Covid-19 di tahun 2020 ini.
Inilah yang kemudian berusaha diangkat dalam program talkshow 'Ngoling Beu!' yang diinisiasi oleh 6 stasiun radio di Kabupaten Kuningan, pada Jumat (3/7/2020) pukul 18.30-19.30 dengan mengusung tema 'Menyiapkan Kebangkitan Anak Muda Kuningan yang Tangguh, Inovatif, dan Solutif'.
Keenam Radio yang tergabung dalam 'Radio Urang Kuningan Network' atau RUKUN ini diantaranya Kuningan FM, Megaswara FM, Kos FM, Tazkia FM, Rasuci FM, dan Rasilima FM.
Program talkshow yang disiarkan secara serentak oleh 6 stasiun Radio kali ini dipandu oleh Abdy Firasat dan Rio Dirgantara, dengan menghadirkan narasumber Rektor Universitas Al-Ihya (Unisa) Kuningan, Nurul Iman H.A., S.Ag., M.Si.
Mengupas perihal tema yang kemudian dijadikan fokus perbincangan, Rektor Unisa Kuningan, Nurul Iman menyebutkan bahwa generasi tangguh, inovatif, dan solutif ini memang menjadi ciri dan hal mutlak yang harus dimiliki oleh anak muda.
"Generasi tangguh artinya generasi yang siap menghadapi perubahan, perkembangan zaman yang ada. Misalnya saja seperti bencana pandemi Covid-19 ini yang mau tidak mau harus dihadapi oleh semua orang, dan harus beradaptasi untuk kemudian bertahan darinya" ujarnya.
Pemuda harus bangkit, lanjut Iman meski melalui proses kebangkitan yang diciptakan atau kebangkitan yang menuntut proses yang cepat seperti kebangkitan atas pandemi Covid-19 ini yang pada akhirnya menuntut pengaplikasian keterampilan dan pengetahuan yang ada.
Iman juga menyebutkan pengetahuan dan keterampilan sendiri sejatinya belumlah cukup.
"Karena jika pintar namun tidak memiliki ketakwaan, terbentur masalah dia rentan lari untuk mengambil jalan pintas, atau lari ke hal negatif. Tapi hal ini akan berbeda ketika takwanya kuat, apapun yang dihadapi InsyaAllah ia akan tangguh" ungkapnya.
Selain itu kaitannya dengan membangun daerah, dalam hal ini adalah Kabupaten Kuningan. Pemuda dapat memulai dengan membangun dilingkupan terkecil, misalnya di lingkup Desa.
"Terkadang kita mendambakan terkenal di seluruh Indonesia dll, tapi kita lupa bahwa kita sendiri hidup di lingkungan Desa kenapa tidak kita majukan Desa kita dulu, sehingga potensi inilah yang kemudian dilihat" ujar Iman.
Dalam sesi tanya jawab, Iman juga menjelasakan bahwa sebagai lembaga yang punya konsen pada hal pendidikan Unisa telah melakukan berbagai riset yang berhubungan dengan pengembangan inovasi ekonomi kreatif berbasis Desa.
Seperti riset pengembangan dan pengolahan pada limbah kotoran sapi yang ternyata dapat dijadikan kertas.
"Selain kertas, kotoran sapi ini juga sudah diolah menjadi breeket dan telah diterapkan di salah satu desa di Darma, dan kalau breeket ini sendiri dikelola oleh mahasiswa" jelasnya.
Semuanya kembali ke potensi daerahnya masing-masing, kuningan banyak potensi dan kita tinggal berani memulainya saja.
Lebih lanjut, ujar Iman Unisa sendiri dalam menyiapkan kebangkitan pemuda di Kuningan secara dekat berkontribusi dalam hal pembelajaran, dengan mengusung 3 visi yaitu, Keislaman, Kewirausahaan, dengan Berbasis Information Communication Technology (ICT).
Dalam closing statement-nya Rektor Unisa periode 2020-2024 ini menyebutkan bahwa dalam membagun masyarakat itu tidak bisa dilakukan secara sendiri/individualis tetapi harus dilakukan secara bersama-sama.
"Mungkin ada yang menyalahkan pemerintah, menyalahkan ligkungan, menyalahkan orang lain, tapi hal yang paling bisa kita lakukan adalah memperbaiki diri kita sendiri. Generasi muda yang tangguh adalah generasi yang bisa menemukan sesuatu dalam dirinya, kemudian menebarkan manfaat pada lingkungannya" Pungkasnya.
(Dede)
0 Comments