Recent Tube

Mendengarkan Megaswara 89.8 Fm

Menjaga Ketahanan Pangan Bersama Gemaponik Kuningan

For mania mega:


Megaswara Kuningan - Berkebun dengan cara hidroponik sebenarnya bukanlah hal baru. Namun di masa pandemi Covid-19, kegiatan ini kembali populer sebagai salah satu hobi, pengisi waktu luang, maupun sebagai peluang bisnis baru.

Dalam lingkup mikro ber-hidroponik di lahan pekarangan rumah mampu menjadi kunci ketahanan pangan keluarga. Dan jika dikembangkan secara makro dalam satu lingkungan saja akhirnya bisa menjadi ketahanan pangan lokal.

Inilah yang kemudian terus digaungkan oleh Novi Satria Praja, penggagas sekaligus pengelola Gerakan Masyarakat Menanam Hidroponik (Gemaponik) Kuningan.

Ketika dimintai keterangannya, Selasa (14/7/2020)  ia menyebutkan bahwa tujuan Gemaponik Kuningan awalnya adalah untuk mengedukasi masyarakat agar menanam sayur secara modern khususnya melalui cara hidroponik.

"Gemponik sendiri mulai tahun 2015 sampai sekarang. Sudah 5 tahun. Namanya merubah paradigma di masyarakat, agak lama. Jadi kita dari 2015 sampai 2017 naik terus turun. Dan sekarang masyarakat sudah mengerti untuk memanfaatkan lahan-lahan yang kosong dipekarangan rumahnya" ujar Novi.

Hidroponik juga punya potensi perkembangan yang cukup cepat. Mengingat sekarang sedang pandemi, dimana banyak orang-orang di rumah, tidak ada kegiatan, dan akhirnya membutuhkan kegiatan yang sifatnya kreatif seperti hidroponik.

Pada dasarnya hidroponik ujar Novi merupakan sistem berkebun dengan cara modern, menggunakan air yang relatif hemat dibandingkan dengan cara konvensional (media tanah).

Perbandingan dalam hal produksi pun cukup mencolok. Dimana jika kita bercocok tanam secara konvensional di lahan 1 hektar, dengan cara hidroponik kita bisa tanam 4 kalinya.

"Dan pastinya hasilnya pun akan lebih bagus, panennya juga lebih cepat" ujarnya.


Selain menjadi wadah, dan penyedia perlengkapan, Gemaponik juga hadir untuk kemudian memberikan edukasi serta pembinaan dalam memulai kegiatan hidroponik.

Novi menyebutkan bahwa saat ini ia sedang membina 45 kelompok di Kabupaten Kuningan, di dalamnya ada yang berproduksi dengan skala besar, ada juga yang skalanya rumahan.

"Untuk pelatihan dari Kuningan sendiri terus ada, ada yang dari Majalengka, Cirebon, termasuk kemarin juga ada yang dari Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian di kota besar Jawa Barat, direkomendasikan untuk ikut dengan kami" ujarnya.

Menganai pemasaran tanaman hasil hidroponik sendiri Novi menjelaskan bahwa kapasitas yang dipinta dari luar kota itu rata-rata minimal 1 ton, sedangkan secara kuantitas Gemaponik belum mencapai angka tersebut.

"Namun memang kedepannya kita juga sudah punya rencana, untuk menggagas program 'penanaman bareng', tempatnya berbeda-beda, tapi penanamannya dijadwal, bibitnya ditentukan, dan nanti untuk hasilnya dipasarkan secara kolektif" jelasnya.

Untuk pemasaran jangka awal Gemaponik sendiri baru mensuplay ke supermarket-supermarket lokal, dan juga menerima pesanan-pesanan secara online.

Untuk sosial media Gemaponik dapat dihubungi di Gemaponik Kuningan, Facebook di Novi Satria Praja. Untuk alamat Gemaponik ada di Perum Korpri Blok A Jalan Anggur 2 RT.9 RW.4 Cigintung Kuningan.

"Pada dasarnya Gemaponik Kuningan itu memang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat. Dan bagi yang ikuti pembinaan akan terus kami kontrol, seminggu sekali, sampai panen pertama berhasil" pungkasnya.

(Dede)

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments

close
close
close