Megaswara Kuningan - 5 stasiun Radio Kuningan yang tergabung dalam 'Radio Urang Kuningan Network' (Rukun), Jumat (10/07/202) mengundang ketua KPU Kabupaten Kuningan, Asep Z Fauzi dalam program acara 'Ngoling beu' (Ngobrol Langsung Insan Kuningan Beu). Program ini disirkan langsung oleh 5 stasiun radio Kuningan, Megaswara Kuningan 89.8 FM, Tazkia 107.2 FM, KOS 96.5 FM, Rasuci 98.1 FM, serta Rasilima 103.2 FM.
Sebagai dialog pembuka Asep Ketua KPU Kabupaten Kuningan mencobs mengisahkan kembali proses pemilu serta pilkada sebelumnya yang baginya merupakan momen menegangkan dan tidak bisa dilupakan.
"Saking tidak bisa dilupakannya, saat kami hendak tidur saja tetap kepikiran" ujar Asep.
Walau demikian, ungkapnya, KPU Kuningan saat itu punya handling yang dengannya dapat ikut meredam 'gontok-gontokkan' yang terjadi diantara pemilih dan juga para calon dipilih. Konsep tersebut dikemas dalam konsep Wisata Politik.
Untuk mensukseskan Pemilu berikutnya yang diperkirakan akan jatuh pada tahun 2023-2024 pun Asep beserta Anggota KPU Kuningan mengaku sedang menyusun beberapa grand desainnya.
Ia juga menyebutkan walau waktu penyelenggaraan dapat dibilang masih jauh namun berbagai proses sudah dan harus dimulai dari sekarang.
"KPU Kuningan sendiri sedang konsen di tahap perencanaan, salah satunya mengenai anggaran. Selain itu kita juga ditugaskan oleh KPU RI berdasar amanat UU untuk melaksanakan pemutakhiran daftar pemilih berkelanjutan" jelasnya
Asep melanjutkan bahwa hal inilah yang kemudian perlu dilakukan jauh-jauh hari. Dan ini menjadi agenda rutin anggota KPU ketika sedang tidak menghadapi prosesi Pemilu secara langsung.
Proses panjang mulai dari pendataan para pemilih, sampai sosialisasi dan persiapan bagi para penyelenggara pemilu di beberapa tingkatan daerah.
"Data harus terus di update, sebulan sekali data keluar masuk untuk kemudian rutin di plenokan. Mungkin ada kasus pada Pilkada sebelumnya warga Kuningan masuk ke DPT Kuningan, namun sekarang sudah pindah domisili, nah itu sudah tidak masuk lagi ke DPT Kuningan, atau mungkin ada juga yang dulu masih 'jumeneng' dan sekarang sudah almarhum. Pergantian-pergantian data seperti inilah yang terus di update oleh KPU" jelasnya.
Menyinggung perihal tugas dari KPU, Asep juga menjelaskan bahwa wewenang KPU pada dasarnya adalah 'menggarap' kelompok masyarakat yang teridentifikasi secara administratif menjadi pemilih yaitu mereka yang telah berusia17 tahun keatas.
Sedangkan dalam hal merespon kelompok masyarakat yang mudah 'baper' dalam prosesi Pemilu Asep berharap bahwa selain dari KPU kelompok masyarakat ini juga seharusnya mendapat terobosan-terobosan dari pemerintah secara langsung seperti halnya dengan memberikan mereka pendidikan politik.
"Dengan pendidikan politik yang tadinya tidak tahu kan akan tahu, yang sudah tahu akan paham, bahwa proses demokrasi merupakan hal yang penting" ujar Asep.
Ia juga menyebutkan bahwa politik dalam kontestasi Pemilu sendiri dapat diartikan sebagai pemberian reward dan punishman kepada para calon, khususnya kepada para incumbent.
"Bagi mereka yang dulu kita pilih itu kita evalusi, jika kinerjanya bagus berarti sesuai dengan harapan, bisa diberi reward dengan cara pilih kembali ia. Namun jika kinerjanya tidak sesuai dengan harapan kita maka beri ia punishman dengan tidak memilihnya. Pilihan ini dirasa lebih bijak dibandingkan dengan tidak mengikuti prosesi demokrasi sama sekali atau golput" pungkasnya.
Selain disiarkan secara On Air dan Streaming, program acara 'Ngoling Beu' ini juga disiarkan di Youtube Megaswara Kuningan Chanel.
(Dede)
0 Comments