Recent Tube

Mendengarkan Megaswara 89.8 Fm

(Opini) Persiapan New Normal : Pendidikan, Sosial, Budaya Dan Ekonomi

For mania mega:



Megaswara Kuningan - Pandemi Covid-19, haruskah kita berdamai dengan karantina dan mengajukan sebuah usulan akan pola hidup baru yang disebut new normal, dengan mengembalikan pola aktivitas ditengah pandemi ini demi keberlangsungan banyak hal? Usulan ini datang ditengah penantian masyarakat tentang bagaimana hidup normal kembali tanpa corona. Pendapat dan pertanyaan ini sama seperti kondisi 200 tahun silam, di Indonesia.

Kolera, penyakit yang menyerang sistem pencernaan ini menyebar dan meluas dengan sangat cepat. Wabah Kolera pada 1821 sampai ke Indonesia. Tercatat dalam halaman historia.id bahwa 6.000 orang meninggal, mereka mengalami muntah-muntah, dan kejang-kejang sebelum menghadapi kematiannya. Ini adalah kejadian luar biasa di tanah air saat masa kolonialisme dimana pada akhirnya para tuan kolonial pun kebingungan dalam menanggulangi masyarakat mereka. 

Hal yang mengerikan dari wabah kolera ini sama seperti Italia dengan corona masa sekarang, mayat manusia bergeletakan bahkan kala itu ada yang sempat tidak dikuburkan yang artinya penanganan terhadap wabah sudah kewalahan.

Wabah ini terjadi setiap musim kemarau tiba, di setiap tahunnya sejak 1921 penduduk Batavia pada saat itu selalu disibukkan oleh wabah kolera. 

Fakta paling mengejutkan dari wabah ini adalah faksin kolera ditemukan hampir seabad kemudian yaitu pada 1911. 

Walau begitu wabah kolera masih tetap berdampak pada kehidupan masyarakat Indonesia sampai 1920. Ini adalah fakta sejarah bahwa wabah sangat sulit dikendalikan, terlebih dengan teknologi Eropa dan kondisi perang dunia di Eropa saat itu membuat penanganan menjadi semakin lambat.

Maka masyarakat Indonesia pada saat itu terpaksa harus hidup berdampingan dengan kolera setiap kemarau tiba sampai faksin ditemukan.

Karena keterbatasan informasi, tidak ada statistik jumlah orang meninggal setiap tahunnya, namun wabah ini pada tahun-tahun berikutnya berkurang, dan tidak sebesar tahun pertama angka kematiannya walau hanya mengandalkan imunitas dan mencegah dari berbagai kemungkinan penyebab adanya penyakit ini. 

New normal pun konsep dasarnya adalah seperti ini. Angka kasus Covid-19 tertanggal 21 Mei 2020 dikutip dari covid19.go.id sebanyak 19.189 orang terjangkit, dengan total sembuh 4.575, dan meninggal 1.242 orang.

Kita bandingkan data ini dengan penyakit DBD yang dikutip dari pikiranrakyat.com sebanyak 39.876 kasus dan merenggut nyawa 254 orang. Perbandingan angka meninggal pada kasus Corona dan DBD adalah faksis/obat belum ditemukan dan sudah ditemukan. Dan yang menjadi catatan meski DBD sudah ditemukan obatnya, masih tetap memiliki resiko kematian.

Corona dan DBD memiliki karakteristik yang sama yaitu pola pencegahan pada sumber penyakit. Jika DBD mewajibkan pola hidup bersih dalam mengusir jentik nyamuk yang berdampak pada lingkungan. 

Sedangkan corona mewajibkan pola hidup bersih pada setiap individu dan berdampak pada sosial. Jika dilihat dari angka yang sembuh sebanyak 4.575 orang mampu melawan virus dalam tubuh mereka, maka hal ini harus diterapkan pula pada pola hidup masyarakat ditengah pandemi Covid-19 ini agar bisa terhindar dari penularan penyakit dan konsep new normal ditawarkan oleh pemerintah.

Achmad Yurianto yang merupakan Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 mengemukakan konsep New Normal ini kepada publik pada tanggal 20 Mei 2020 dengan asumsi bahwa new normal ini adalah pola hidup bersih. 

Dengan pernyataan ini maka konsep penanganan Covid-19 menjadi dua aspek Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) dan lebih menekankan pada Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS). Apa yang diungkapkan pemerintah ini adalah wacana himbauan awal bagaimana langkah pertama pemerintah dalam membuka sedikit kehidupan sosial adalah menormalkan kembali sekolah pada tahun ajaran baru, atau semester depan dalam kalender pendidikan. Pemerintah dalam hal ini mengambil langkah yang tepat karena pendidikan adalah sumber pokok kehidupan dan masa depan bangsa, selain itu peran guru meski ditengah era digital ini tetap tidak bisa digantikan oleh teknologi.

Pendidikan

Konsep new Normal pada pola sosial sekolah inilah yang akan menjadi prototipe bagi kehidupan masyarakat. 

Sekolah akan memiliki banyak perubahan dalam berbagai macam aturan, dan salah satunya adalah seperti yang kita jalankan pada saat ini seperti cuci tangan sebelum melakukan aktifitas, tidak bersalaman, dan
poin pentingnya adalah setiap yang sakit akan dirumahkan, dan jika terindikasi akan dilakukan swab test. 

Mereka yang bersekolah dan keluar rumah tidak bisa melakukan kumpul-kumpul sepulang sekolah seperti yang dilakukan sebelumnya dan akan banyak batasan yang pada awalnya mereka tidak akan terbiasa namun harus dipaksa melakukan hal tersebut karena itu memang bagian dari konsep new normal ini.

Kehidupan Sosial

Jika ini berhasil dijalankan kehidupan sosial selanjutnya akan berdampak, masker akan menjadi benda yang wajib melekat pada masyarakat. Masyarakat akan digiring paradigmanya dan menyadari dengan sendirinya bahwa mereka yang tidak menggunakan masker adalah orang aneh dan tidak taat kehidupan masyarakat Indonesia yang sebelumnya memiliki budaya salaman lambat laun akan berkurang.

Bahkan dalam konsep new normal ini harus tidak dilakukan sampai corona hilang seni pertunjukan yang mengumpulkan banyak orang seperti konser, seminar, bahkan yang akan menyedihkan bagi umat Islam seperti tablig akbar tidak bisa dijalankan meski kita dapat melakukan aktivitas seperti bekerja dan lainnya.

Budaya dan Kebudayaan

Hal ini juga akan berdampak pada identitas etnik budaya setiap masyarakat, misalnya saja budaya pernikahan yang sebelumnya selalu dilakukan dengan resepsi dan hiburan ini harus bertahan seperti yang dijalankan sekarang. 

Budaya tahlilan untuk orang meninggal akan dibatasi jumlah orang, bahkan budaya tradisional seperti Tari Kecak, Reog Ponorogo, dan berbagai kesenian tradisional lainnya tidak bisa ditonton banyak orang. Dalam arti sempit new normal ini hanya keluar untuk memenuhi kebutuhan primer saja, dan kebutuhan tersier seperti hiburan hanya disediakan secara online atau daring.

Ekonomi

Adanya perubahan pada sosial budaya ini akan menuntut pelaku ekonomi kecil danmenengah berevolusi. Semua cabang perekonomian dituntut beradaptasi dengan
pola hidup bersih dan pola perekonomian yang baru. 

Jika dilihat dari perkembangan zaman, konsep ekonomi digital akan lebih meroket, sedangkan pola konvensional yang belum terdigitalisasi harus bisa mengembangkan dirinya dengan pola yang baru ini. 

Pasang surut perekonomian sampai Mei ini belum terlalu berdampak sampai pada krisis moneter. Namun ketika ini berjalan terlalu lama kita dirumahkan maka tentu pembatasan sosial ini adalah dua mata pisau yang membunuh penyebaran virus dan juga perekonomian. 

Dan solusinya adalah sangat jelas, bahwa kehidupan pekonomian sedikit demi sedikit harus berjalan dengan protokol kesehatan.

Catatan pada kehidupan perekonomian ini adalah, untuk menyikapi pasang surutnya ekonomi yang mencoba digerakan ditengah pandemi kita harus bisa mempola pengeluaran pada kebutuhan primer terlebih dahulu. 

Kebutuhan sekunder seperti baju baru, makanan non pokok, dan rekreasi dengan pengeluaran besar harus sangat banyak dikurangi. Hal ini bertujuan agar kita mampu bertahan ditengah goyahnya perekonomian. Pola hidup hemat masyarakat ini juga harus disikapi oleh pelaku ekonomi. Para pelaku UKM pun tentunya harus mampu menyikapi pola hidup baru ini.

Kesimpulan

New normal pada dasarnya harus mampu menyelamatkan masa depan bangsa terlebih dahulu yaitu pendidikan. Namun pola pembatasan yang terlalu lama tidak bisa dijalankan terlalu lama. Corona ini adalah dua buah mata pisau yang tidak bisa didiamkan. Kehidupan harus bisa memprediksi dan mencegah apa yang terjadi kedepan. 

Penyakit harus ditangani, masa depan bangsa harus diselamatkan, dan perekonomian keluarga harus bisa terus berjalan. Korban kehidupan sosial dan kebudayaan harus sebisa mungkin kita relakan. 

Semua harus mampu menghimbau dan menanamkan pola hidup bersih untuk menangkal Covid-19 masuk kedalam tubuh kita, dan bersiap melalui pembukaan kehidupan sosial dan perekonomian yang baru. Semua akan kembali normal ketika corona hilang dan faksin cepat ditemukan, sebagai umat beragama mari kita percaya pada kekuatan doa dan kuasa Tuhan.


Penulis : Andriyana03

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments

close
close
close