Minggu 05/04/2020 ketua Ikatan
Doktor Indonesia (IDI) Kabupaten Kuningan dr. H. Asep Hermana, SpB FINACs MM
memberikan kabar terbaru mengenai perkembangan kasus COVID-19 di Kabupaten
Kuningan. Beliau menjelaskan bahwa kasus Orang Dalam Pemantauan (ODP) di Kabupaten
Kuningan telah mengalami penurunan.
“Ketika saya melihat data ODP
kemarin berjumlah 329 orang, dan pada hari ini (Minggu) ternyata jumlah ODP
yang aktif itu sekarang menurun menjadi 302. Sungguh data ini merupakan harapan
yang sangat baik dan harapan yang memang kita idam-idaman” ujarnya.
ODP seperti yang kita ketahui
merupakan status yang ditetapkan kepada orang yang memiliki gejala COVID-19,
seperti batuk, sakit tenggorokan, dan demam. Orang dengan status ODP biasanya
hanya diminta untuk melakukan isolasi secara mandiri di rumah selama 14 hari
sampai kondisinya membaik. Jika tidak, maka statusnya akan dinaikan menjadi
PDP.
Kasus ODP sendiri di Kabupaten
Kuningan mengalami peningkatan secara drastis pada tanggal 26 Maret. Kemudian
lonjakan ini pun terjadi lagi pada tanggal 1 April. Setelah ditelaah menurut
ketua IDI Kuningan Asep Hermana ternyata lonjakan ini berbanding lurus dengan
banyaknya para perantau yang kembali mudik ke Kabupaten Kuningan.
“Demikian juga pada tanggal 30
dan 31 ternyata arus mudik ke Kabupaten Kuningan itu sangat tinggi, dan menurut
data ternyata pada tanggal 1 April, jumlah itu semakin meningkat tajam”
dr. Asep yang merupakan dokter
spesialis bedah itu pun kembali menjelaskan, dirinya tidak mencap pemudik
sebagai biang keladi dalam peningkatan jumlah ODP di Kabupaten Kuningan,
dirinya hanya menyampaikan data sesuai fakta yang terjadi di lapangan.
Dan secercah harapan yang
disampaikan dr. Asep tadi dapat terjadi secara maksimal jika kita dapat
melakukan pencegahan secara bersama-sama. Bagi para perantau cukup dengan
berdiam diri di rumah apalagi bagi mereka yang berasal dari daerah zona merah.
Dalam penyampaian informasi
tersebut dr. Asep juga menekankan bahwa warga Kuningan harus bisa disiplin
mulai dari sekarang. Jangan anggap remeh wabah COVID-19 ini. Tos cicing we di
rompok.
“Jadilah pemudik-pemudik yang
disiplin tos cicing we di rompok, dan bagi masyarakat juga. Jika perlu bagi
mereka yang bandel, diberi sanksi” jelas dr. Asep.
“Lebih baik diam di rumah.
Dikhawatirkan dengan masih banyak masyarakat yang belum mengindahkan himbauan
ini malah akhirnya akan memicu terjadinya transmisi lokal (penularan virus di
daerah lokal) dan hal ini sulit untuk dikendalikan. Seperti halnya DKI Jakarta
yang sudah masuk dalam tahap ini. Sungguh hal ini sulit untuk dikendalikan”.
Pungkasnya.
(Dede)
0 Comments