Recent Tube

Mendengarkan Megaswara 89.8 Fm

14-16 April Puncak COVID, Ketua IDI Kuningan : Mari Bersama Cegah Bencana Tranmisi Lokal

For mania mega:







megaswarakuningan.com

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Kuningan, dr. H. Asep Hermana, SpB FINACs MM, Minggu (05/04/2020) menjelaskan himbauan terkait penularan COVID-19 yang harus diwaspadai bersama. Penularan tersebut adalah penularan yang disebabkan oleh para carrier (pendatang yang tidak sengaja membawa virus COVID-19).

dr. Asep menghimbau bagi para pemudik untuk tetap disiplin dan menaati prosedur kesehatan yang ada. Beliau juga menjelaskan bahwa kasus ODP yang disebabkan carrier di Kabupaten Kuningan, kini sudah terjadi. Kasus ini beliau dapatkan dari laporan rekan kerjanya dr. Eko spesialis paru yang memeriksa langsung pasien ODP tersebut.

“Berkaitan dengan hal ini tadi malam (04/04/2020) saya mendapatkan laporan dari rekan saya dr. Eko spesialis paru. Beliau memeriksa seorang pasien yang tidak mempunyai riwayat bepergian ke luar kota atau ke zona merah. Tapi beliau ternyata ODP. Dari mana ODP-nya ternyata ia dapatkan dari anaknya yang baru saja pulang dari Jakarta”. Ungkap dr. Asep.

Melihat kondisi orang yang nampak sehat memang cenderung malah menurunkan kewaspadaan kita. Padahal mereka yang nampak sehat pun tidak menjamin bersih dari virus, dan justru banyak dari mereka yang akhirnya menjadi silent carrier, penyebar COVID-19 tanpa gejala.

dr. Asep terus mempertegas agar para perantau, baik yang bergejala atau pun tidak untuk dapat mengisolasi diri sendiri di rumah selama 14 hari. Jangan sampai niat hati bertemu keluarga malah berakhir bencana.

Dalam kesempatan itu juga dr. Asep menghimbau masyarakat Kabupaten Kuningan agar dapat bersiap menghadapi puncak kasus COVID yang diperkirakan akan terjadi pada pertengahan April nanti.

“Kita telah memperkirakan puncak kasus COVID-19 di Kabupaten Kuningan, jika usaha kita maksimal maka puncak kasus COVID akan jatuh pada tanggal 14, 15, atau 16 April nanti, dan setelah itu insya Allah kasus ODP akan berangsur-angsur menurun” jelasnya.

Semua ini tentunya harus dilakukan secara bersama-sama, oleh semua lapisan masyarakat. Dan jika ini tidak sesuai dengan rencana, dikhawatirkan penyebaran COVID-19 di Kabupaten Kuningan malah akan semakin meluas. Meningkat, dan memicu penyebaran transmisi lokal.

Sebagaimana yang diketahui bahwa transmisi lokal adalah kondisi dimana penularan sudah terjadi di dalam wilayah dimana kasus itu ditemukan. Misalnya contoh kasus diatas, dimana seorang pasien ada dalam status ODP tanpa ada riwayat pergi ke luar kota atau ke zona merah.

Penyebaran dalam tahap ini terjadi secara masif dan pada akhirnya akan sulit untuk dikendalikan.

“Kasus ini sudah terjadi di Kuningan, dan inilah kenapa kita mesti memberitahukan kepada masyarakat, karena kalau hal ini terjadi maka kemungkinan di Kuningan akan terjadi transmisi lokal. Warga Kuningan yang positif COVID tidak lagi karena ia datang ke zona merah, mereka yang senantiasa berdiam diri di Kuningan pun akan terinfeksi ketika didatangi oleh saudara-saudaranya yang mendapat virus dari luar” ujar ketua IDI Kuningan yang sekaligus dokter spesialis bedah itu.

“Sekali lagi saya tidak menuduh para perantau yang kembali ke Kuningan sebagai sumber penularan. Tapi data dan fakta lapangan berbicara demikian. Saya juga akan tegas mengatakan bahwa saat ini kita tidak bisa leha-leha lagi, himbauan demi himbauan untuk sekadar berdiam diri di rumah sudah disampaikan. Tapi kenyataannya saat ini justru kasus ODP didapat dari para pemudik yang berkeliaran. Oleh sebab itu waspada bagi semua, awasi bagi semua, tegakkan disiplin”. Pungkasnya.

(Dede)

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments

close