megaswarakuningan.com
Minggu
(15/03/2020) Pemerintah daerah Kabupaten Kuningan resmi menghentikan kegiatan Car
Free Day (CFD). Ini merupakan usaha dalam merespon masifnya penularan virus
corona yang dapat menyebar melalui kerumunan orang banyak. Dua lokasi sentral
CFD di Kabupaten Kuningan, Pandapa Paramarta, dan Taman Kota Kuningan yang tiap
Minggu biasanya ramai kini pun tampak lengang. Hanya beberapa orang yang terlihat
hilir mudik dan beberapa pedagang mangkal disana.
Penghentian
kegiatan CFD di Kabupaten Kuningan ini pun secara tidak langsung berimbasdi
berbagai hal. Salah satunya pada para pedagang di lokasi tersebut. Banyak
pedagang mengeluh atas diberlakukannya penghentian kegiatan CFD, lebih lagi
penghentian tersebut belum pasti sampai kapan.
Seorang
pedagang makanan, Hucap di Taman Kota, Sri (30) menjelaskan bahwa sabtu dan
minggu adalah hari yang selalu ditunggu para pedagang. Namun kedua hari tersebutkini
nampak seperti hari-hari lainnya. Bahkan omset yang didapatnya pada Minggu pagi
hanya sekitar 10% dibanding dengan hari Minggu biasanya.
“para
pedagang banyak mengeluh, karena penghentian kegiatan CFD. Omset yang baru saya
dapatkankan pun sekarang baru 10%-an dibandingkan dengan Minggu biasanya.
Padahal kegiatan CFD itu sangat ditunggu-tunggu sama para pedagang, apalagi
banyak pedagang di taman kota Kuningan yang hanya mengandalkan hari Minggu saja
untuk berdagang” ujar Sri ketika dimintai keterangannya.
Hal
yang sama pun diutarakan para pedagang yang berjualan di area PandapaParamarta.
Candra (40) menjelaskan bahwa warung kopinya kini tidak jauh berbeda dengan
kondisi para pedagang lain. Namun ia harus menerima kebijakan tersebut karena
kebijakan ini diberlakukan demi kemslahatan bersama dankebijakan seperti ini
tidak hanya dijalankan di Kabupaten Kuningan saja.
“kalau
omset, saya rasa sama saja seperti yang lain, sepi. Tapi harus bagaimana lagi
kita syukuri saja, toh semua daerah juga melakukan hal yang sama seperti di
Kuningan. Apalagi ini hubungannya sama virus, virus-kan tidak terlihat, orang
yang kena virus juga kita tidak tahu. Jadi ya kita harus terus waspada” jelas
Candra.
Penghentian
CFD ini pun akhirnya memaksa para pedagang untuk memutar otak. Sri kembali
menjelaskan bahwa ia sekarang bersama suami harus berjualan Hucap dengan dua
cara yang berbeda. Dengan mangkal dan keliling.
“suami
saya pun yang biasanya jual Hucap disini, kini berjualan secara berkeliling.
Untuk apa? Yaa itu untuk mengakali sepinya penjualan di Taman Kota” jelas Sri
di warung Hucap miliknya.
Ketika
ditanyai mengenai rencana kedepan dan harapannya tentang kebijakan penghentian
CFD, keduanya sepakat bahwa untuk sementara waktu mereka akan berdagang seperti
biasa sambil terus memantau perkembangan kebijakan pemerintah.
“saya
sih akan terus berjualan seperti biasa, sambil terus menunggu kebijakan lain
dari pemerintah. Harapan saya semoga saja corona tidak sampai ke Kuningan, dan
semoga yang diduga terkena bisa segera diatasi dan jangan sampai menimbulkan
kegaduhan” ujar Sri.
Sri
juga berpesan bahwa para awak media dan orang-orang harus ikut menjaga
ketertiban. Tidak perlu mengheboh-hebohkan setiap informasi.
“kita
harus saling support, cukup dengan cara yang wajar tidak perlu
dilebih-lebihkan. Kita semua sudah cemas dengan corona jangan malah ditambah
cemas” pungkasnya.
(Dede)
0 Comments